Counter

Visitors:
Home | Review | Arc the Lad:Twilight of the Spirits
Advertising










Tell a friend

Type In Your Name:

Type In Your E-mail:

Your Friend's E-mail:

Your Comments:

Receive copy:  

General Info
Publisher SCEA
Developer SCEA
Genre Role Playing Game
Reviewer Dietre
Tgl. Review 03 Agustus 2003
Platform 1 PS2 DVD
Note
7,8
Graphic
7
Sound
7
Gameplay
9
Quality
7
Reviewer
9
Review


Story:
Arc the Lad, salah satu ujung tombak Sony untuk menembus keperkasaan SquareEnix dalam hal RPG akhirnya keluar untuk PS2. walaupun kelihatannya agak terlambat(dibanding dng FFX)tapi game ini masih dapat disejajarkan dengan FFX,walaupun hanya dalam segi cerita. Mengambil kisah di sebuah dunia, dimana di dunia tersebut tinggallah 2 ras yang selalu bermusuhan, human dan deimos. mereka memperebutkan Spirits Stones, yang oleh human dipakai untuk sumber tenaga dan oleh deimos dipakai sebagai sumber magic. Anda akan mengendalikan 2 karakter, yang bernama Kharg dan Darc dimana Kharg adalah human, dan Darc adalah Deimos. kedua karakter ini sangat menarik,karena sifat dan keadaan mereka yang bertolak belakang, dimana Kharg dapat hidup dengan tenang di sebuat kerajaan kecil, sementara Darc harus menjadi "budak" untuk seseorang yang telah menyelamatkannya(sorry, gak boleh banyak-banyak spoiler). tetapi mereka mempunyai satu persamaan, yaitu tanda lahir di lengan. Kharg sendiri ingin membuktikan, bahwa ia sudah dewasa dan dapat membantu negerinya, sementara Darc ingin bebas dari perbudakannya dan menjadi pemimpin dari para Deimos. Saya beri acungan jempol untuk Sony untuk masalah story, karena intrik cerita ini sungguh apik. Anda akan bergantian dalam menggerakkan karakter dan tiap karakter mempunyai chapter sendiri-sendiri. jadi ketika anda menyelesaikan chapter 1 Kharg, anda akan berpindah ke chapter 1 Darc, dan seterusnya. Storylinenya tidak membosankan, bahkan mempunyai banyak rahasia yang akan membuat anda ingin segera menyelesaikan game ini. bagaimana kelanjutan cerita mereka? apa yang akan terjadi? anda harus cari sendiri jawabannya!

Gameplay:
Dari segi karakter, karakter pada game ini tidak terlalu banyak,tapi mereka bisa battle sama-sama (battlenya diikuti 5 orang pun bisa)tanpa ada yang harus ditinggal. Kontrolnya juga mudah untuk dikuasai, dan menunya tidak terlalu rumit(kecuali kalo anda tidak bisa baca...) Kota di game ini tidak terlalu besar, jadi anda tidak akan tersesat di kota dan yang paling penting adalah random battle. battle di game ini terjadi apabila anda melewati suatu daerah di world map, dan anda hanya LEWAT, tidak usah masuk ke daerah itu dan berputar-putar untuk mencari musuh. Anda hanya perlu berhenti di daerah itu, dan anda akan bertemu musuh yang siap untuk dihajar(atau mungkin anda yang dihajar). Battle pada game ini mengambil sistem turn based strategy. Jadi ketika anda bertemu random battles, anda akan diminta memilih tokoh mana saja yang ikut bertarung, kemudian anda akan melihat mission objective, yang tentunya harus anda penuhi untuk menyelesaikan battle.
Karakter anda akan mempunyai jarak dalam bergerak dan jarak dalam menyerang. Ketika musuh berada dalam jarak serang anda, anda dapat menyerangnya, dan ketika musuh berada diluar jarak serang anda, anda pun tentu tidak bisa menyerang mereka. Anda juga bisa menghancurkan tong,kotak dan barang-barang lainnya untuk mencari items. Dalam hal mendapatkan items pun, anda harus mengambilnya sendiri(ke tempat item itu berada dan mengambilnya). Jadi secara keseluruhan, saya akan heran apabila anda mengatakan sistem battle game ini membosankan(apa yang akan terjadi kalau anda mencoba bermain FF?)

Grafik:
Game ini memang tidak mempunyai FMV yang halus dan indah, tapi minimal, gambar yang disajikan cukup bagus untuk ukuran PS2, tiupan angin pada runput, gambar air dan sebagainya, semua disajikan dengan baik. Sementara faktor grafik yang lain, tidak ada yang spesial....

Suara:
Musicnya sama seperti game-game RPG lainnya, orkestra dengan bermacam-macam alat musik yang kadang membuat bosan. Ada beberapa voice-acting pada game ini, dan kebanyakan voice-acting keluar ketika event saat battle, dan seperti biasa juga, dubbing Amerika dapat dikatakan pas-pasan(kalau tidak ingin dibilang parah). Saya tidak bisa berkomentar banyak mengenai dubbing, karena saya ketika memainkan game ini mematikan voice-acting. Untuk sound effects, juga tidak ada yang spesial...

Kualitas:
Game ini layak untuk dimainkan, karena ceritanya yang sangat menarik dan battle yang tidak akan membuat anda bosan(kecuali anda battle terus-terusan) Game ini sendiri tidak terlalu sulit untuk dimainkan, sehingga anda dapat menamatkannya dengan tenang tanpa cheat ataupun kode curang.

Reviewer:
Menurut saya, game ini pantas untuk dimainkan, terutama untuk anda yang mementingkan faktor cerita. Karena yang dapat dibanggakan hanya faktor cerita dan battle system, sementara faktor suara pada game ini biasa-biasa saja. Anda tidak akan cepat bosan bermain game ini, dan game ini juga tidak membutuhkan banyak jam main untuk menyelesaikannya. tetapi kalau anda ingin lebih mudah dalam bermain, cari level yang tinggi, baru menghajar musuh. Saya sendiri merasa puas bisa membantai musuh dalam sekali serang. Catatan khusus untuk penggemar Arc the Lad, game ini mempunyai sedikit hubungan dengan cerita Arc the Lad sebelumnya. adi, apabila anda tidak terlalu memperhatikan masalah suara atau gambar, game layak anda tamatkan.



Sceenshot



Bentuk monster yang bemacam-macam

Jangkauan serang yg berbeda-beda dapat berguna untuk membantai musuh

Salah satu contoh jangkauan serangan "setan"

Musuh pun juga ingin menyembuhkan dirinya

Jangkauan langkah pun bisa dihalangi oleh bermacam-macam barang.

Jumlah musuh yang tidak hanya sampai 4, bahkan 6 sekalius pun bisa
Home | Review | Arc the Lad:Twilight of the Spirits  

Copyright 2003, PUSATREVIEW.com, All rights reserved
Last Update : 03 Agustus 2003
Untuk segala keperluan yang berhubungan dengan web dan iklan, silakan hubungi